Tadabbur QS. Ar-Ra'd Ayat 39 dan Doa “Allahumma Arinal Haqqa”

 

Tadabbur QS. Ar-Ra'd Ayat 39 dan Doa “Allahumma Arinal Haqqa”

Menemukan Kebenaran dalam Cahaya Kehendak-Nya


Pendahuluan

Dalam kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian, manusia sangat membutuhkan petunjuk dan kejelasan akan kebenaran. Banyak yang terjebak dalam fatamorgana dunia, kehilangan arah, dan sulit membedakan antara yang hak (benar) dan yang batil (salah). Dalam konteks ini, Al-Qur’an hadir sebagai cahaya yang menerangi jalan, dan doa menjadi jembatan antara manusia dan Rabb-nya. QS. Ar-Ra’d ayat 39 menjadi salah satu ayat penting yang menyingkap kemahakuasaan Allah dalam menetapkan dan menghapus ketentuan-ketentuan, sementara doa “Allahumma arinal haqqa haqqan…” mencerminkan permohonan mendalam agar kita tidak tersesat dari cahaya kebenaran.


Bab I: Teks dan Terjemah QS. Ar-Ra’d Ayat 39

1.1 Teks Arab

يَمْحُو ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلكِتَـٰبِ

1.2 Terjemah (Kemenag RI)

“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki); dan di sisi-Nya terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh).”


Bab II: Tafsir dan Tadabbur QS. Ar-Ra’d: 39

2.1 Makna Lafziyah

  • يمحو الله ما يشاء: Allah menghapus apa yang Dia kehendaki – maksudnya adalah ketentuan-ketentuan yang bersifat mu’allaq (tergantung usaha manusia dan sebab musabab).
  • ويثبت: Dan menetapkan – artinya, Allah juga mengokohkan apa yang dikehendaki-Nya dalam catatan kehidupan manusia.
  • وعنده أم الكتاب: Dan di sisi-Nya terdapat "Ummul Kitab" – yaitu Lauh Mahfuzh, tempat semua takdir yang bersifat pasti tercatat.

2.2 Pesan Tadabbur

  • Kedaulatan Mutlak Allah: Ayat ini menegaskan bahwa Allah berkuasa mengubah segala hal yang tidak bersifat tetap. Hal ini menanamkan harapan bahwa takdir buruk dapat berubah melalui doa, amal, dan tawakal.
  • Doa sebagai Sarana Intervensi Ilahi: Dalam dinamika antara takdir yang bisa diubah dan yang tetap, doa menjadi alat spiritual untuk mengupayakan perubahan hidup.
  • Keyakinan pada Ilmu dan Hikmah Allah: Ummul Kitab di sisi Allah menjadi simbol bahwa semua yang terjadi telah dalam pengetahuan-Nya, namun manusia tetap diberi ruang ikhtiar.

Bab III: Makna Doa “Allahumma Arinal Haqqa Haqqan…”

3.1 Teks Doa

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

3.2 Artinya

“Ya Allah, perlihatkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya. Perlihatkanlah kepada kami kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya.”

3.3 Pesan Spiritual

  • Permohonan Petunjuk Hakiki: Doa ini bukan sekadar mengenal secara intelektual, tetapi juga spiritual – yaitu agar hati dan akal dapat selaras melihat kebenaran.
  • Bahaya Penyimpangan: Tanpa pertolongan Allah, kebenaran bisa tampak seperti kebatilan, dan sebaliknya. Doa ini menyadarkan kita untuk bergantung pada cahaya Ilahi.
  • Korelasi dengan QS. Ar-Ra’d: 39: Di sinilah relevansi antara ayat dan doa muncul. Doa menjadi bagian dari sebab yang dapat mengubah takdir mu’allaq. Doa ini juga merupakan bentuk kesadaran bahwa hanya Allah yang berkuasa menetapkan dan menyingkapkan realitas kebenaran.

Bab IV: Aplikasi dalam Kehidupan

4.1 Dalam Mencari Ilmu

  • Jadikan ayat ini sebagai dasar bahwa ilmu bukanlah jalan yang kaku dan final, melainkan ruang untuk terus mencari, berdoa, dan memperbaiki.
  • Doa ini cocok diamalkan oleh para pelajar, peneliti, dan pencari hikmah agar tidak salah langkah dalam menilai informasi dan kebenaran.

4.2 Dalam Dunia Sosial dan Politik

  • Banyak kebatilan dikemas dalam bentuk retorika atau pencitraan. Doa ini menjadi pagar agar seseorang tidak ikut arus propaganda yang menyesatkan.
  • QS. Ar-Ra’d:39 mengingatkan bahwa segala perubahan sosial-politik tetap dalam kekuasaan Allah.

4.3 Dalam Hidup Pribadi dan Spiritualitas

  • Dalam mengambil keputusan penting hidup, kita butuh bimbingan ilahi. Doa ini bisa dibaca dalam shalat istikharah, munajat tahajjud, atau saat ragu dalam langkah hidup.
  • Keyakinan pada ayat ini akan melahirkan ketenangan, bahwa apa pun yang terjadi telah berada dalam kehendak dan kasih sayang Allah.

Penutup

Tadabbur QS. Ar-Ra’d:39 memperlihatkan keluasan kekuasaan Allah dalam mengatur dan menetapkan kehidupan. Bersanding dengan doa “Allahumma arinal haqqa…”, kita diajak untuk bersikap rendah hati dan senantiasa memohon petunjuk agar tidak tertipu oleh dunia yang semu. Kebenaran tidak hanya harus dikenali, tapi juga diikuti. Dan kebatilan tidak cukup diketahui, tapi harus dijauhi. Semua ini tidak akan mungkin tercapai tanpa cahaya dari Allah.


Daftar Pustaka

  1. Al-Qur’an dan Terjemahannya – Kementerian Agama RI.
  2. Tafsir al-Misbah – Prof. Dr. M. Quraish Shihab.
  3. Tafsir Ibnu Katsir.
  4. Al-Adzkar Imam Nawawi – Doa-doa Rasulullah SAW.
  5. Nashih Ulwan. Tarbiyah Ruhiyah.
  6. Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin.

 

Comments

Popular posts from this blog

EVALUASI PERKEMBANGAN MAJOR PROJECT KORPORASI PETANI TAHUN 2020

Sajak Sufi Sunda: “Leumpang Dina Kalurugan Cahaya”