Dua Gerbang Cahaya

 “Dua Gerbang Cahaya”


Dalam sunyi yang mulai turun dari langit,

Isya memanggilku dengan suara rahasia,

seakan Tuhan berkata dalam bahasa malam:

"Datanglah... sebelum tidurmu memenjarakan jiwamu."

Aku langkahkan kaki ke rumah cahaya,

di sana kutemui para pecinta—

yang meninggalkan dunia demi satu sujud,

dan dalam saf mereka, aku pun luluh.

Isya, bukan hanya penutup hari,

tapi pembuka gerbang langit,

bagi mereka yang ingin bermalam

di pelukan Rahman, walau hanya sebentar.

Kemudian malam berlanjut sunyi,

bumi tenggelam dalam lena panjang,

tapi di ujung fajar, suara lembut memanggil:

"Ash-shalatu khayrun minan naum..."

Subuh, cahaya pertama yang menjamah kalbu,

saat dunia masih memeluk gelap,

para kekasih-Nya telah bangkit,

menghadap-Nya dalam cahaya yang belum terlihat.

Rasul bersabda:

"Siapa yang shalat Isya berjamaah,

seakan dia telah berdiri setengah malam;

dan siapa yang shalat Subuh berjamaah,

seakan ia telah berdiri sepanjang malam."

(HR. Muslim)

Wahai jiwa,

bukankah ini cinta sejati?

Bukan yang meminta,

tapi yang memberi kehadiran dalam kegelapan dan cahaya.

Isya dan Subuh, dua gerbang cahaya,

yang membuka jalan ke Surga,

bagi mereka yang setia datang,

meski dunia mengajak pergi.

Comments

Popular posts from this blog

EVALUASI PERKEMBANGAN MAJOR PROJECT KORPORASI PETANI TAHUN 2020

Sajak Sufi Sunda: “Leumpang Dina Kalurugan Cahaya”