Hijrah dalam Sunyi, Muharram dalam Dzikir
Hijrah dalam Sunyi, Muharram dalam Dzikir
Sajak Sufi Awal Tahun Baru Hijriyah
Di batas malam yang sunyi,
ketika kalender berganti,
dan dunia sibuk merayakan angka,
aku menyepi—
membawa sepi kepada Ilahi.
Bulan Muharram telah datang,
bukan hanya sebagai angka pertama,
tetapi sebagai tanda bahwa waktu adalah amanah,
dan hijrah bukan hanya sejarah,
melainkan jalan ruh menuju cinta Allah.
Wahai jiwa…
apakah engkau masih mengulang dosa lama?
Apakah engkau masih berjalan
di jalan yang tidak mengarah pada-Nya?
Tahun baru ini bukan untuk bersorak,
tetapi untuk bertanya:
“Apakah langkahku telah mendekat atau menjauh?”
“Apakah hatiku telah tenang atau makin rapuh?”
Muharram bukan bulan biasa,
ia adalah bulan yang Allah sebut sebagai suci.
Bulan ketika darah dilarang mengalir,
dan dzikir harus lebih deras daripada keluhan.
Ingatlah, hari Asyura mendekat...
Hari ketika Musa diselamatkan,
dan ketika kebenaran tak dibiarkan tenggelam.
Apakah engkau akan berpuasa
seperti para kekasih-Nya yang dahulu?
Ataukah engkau masih sibuk dengan dunia
yang tak menjanjikan pulang?
Hijrah bukan sekadar berpindah dari Mekkah ke Madinah,
tetapi berpindah dari kelalaian menuju kesadaran,
dari cinta dunia menuju cinta Ilahi.
🕯️ Penutup
Tahun telah berlalu…
Dosa telah tercatat…
Namun ampunan-Nya lebih cepat dari niat kita untuk bertaubat.
Mari buka tahun ini
dengan sujud,
bukan sorak.
Dengan air mata,
bukan kembang api.
Comments
Post a Comment