📜 Ulul Albab: Jiwa yang Menyala oleh Cahaya Langit Sajak-Sajak Sufi dari Tadabbur QS. Ali ‘Imran: 190–194

 

📜 Ulul Albab: Jiwa yang Menyala oleh Cahaya Langit
Sajak-Sajak Sufi dari Tadabbur QS. Ali ‘Imran: 190–194
🌌 1. Di Antara Langit dan Bumi, Aku Mencari-Mu
(QS. 3:190)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal."
Aku melihat langit,
tapi yang kulihat bukan awan,
melainkan gerak hati yang tunduk.
Aku memandang bumi,
tapi yang kurasakan bukan tanah,
melainkan bekas sujud kekasih-kekasih Allah.
Malam dan siang bukan pergantian waktu,
mereka adalah dua ayat cinta
yang bersaksi bahwa Tuhan sedang berbicara—
pelan, tapi pasti.
🕯️ 2. Yang Berdzikir Saat Dunia Lupa
(QS. 3:191)
"Mereka yang mengingat Allah saat berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan ciptaan langit dan bumi..."
Aku ingin menjadi dia—
yang berdzikir meski tidak dilihat,
yang berpikir meski dunia sibuk bersenang.
Ia tidak selalu suci,
tapi ia tak pernah lelah mengetuk pintu langit
dengan satu kalimat:
“Ya Allah... Engkau tidak menciptakan semua ini sia-sia.”
🔥 3. Selamatkan Aku dari Api yang Sunyi
(QS. 3:192)
"Ya Rabb kami, sesungguhnya siapa yang Engkau masukkan ke neraka, maka sungguh Engkau telah menghinakannya..."
Aku takut neraka,
bukan hanya panasnya,
tapi karena di sana tak ada nama-Mu.
Sungguh hina,
bukan yang terbakar kulitnya,
tapi yang kehilangan hak untuk berharap.
Dan siapa yang bisa menolong kami
selain Engkau, yang Maha Penyayang?
🕊️ 4. Panggilan Itu Telah Tiba di Hati
(QS. 3:193)
"Ya Tuhan kami, kami telah mendengar seruan iman... lalu kami beriman."
Aku mendengar panggilan-Mu,
bukan lewat pengeras suara,
tapi lewat gemetar di dada
saat malam tak lagi bisa menenangkan.
Dan aku menjawab—meski dengan dosa:
“Aku beriman…”
Maka ampunilah aku.
Lunakkan segala keburukan,
dan jika Engkau ingin menjemputku—
jemput aku bersama orang-orang yang Engkau cintai.
🌹 5. Janji-Mu, dan Cinta yang Tak Sia-Sia
(QS. 3:194)
"Ya Tuhan kami, berilah kepada kami apa yang telah Engkau janjikan..."
Janji-Mu bukan angan,
tetapi tali harap
bagi jiwa yang hampir karam.
Kami percaya, ya Allah—
bahwa setiap tangisan malam tak sia-sia,
setiap sajadah basah oleh rindu tak sia-sia,
dan setiap doa dari hati yang remuk
akan Engkau angkat setinggi langit.
✦ Penutup Tadabbur
Ulul Albab bukan sekadar orang pintar,
tapi mereka yang mampu menjadikan langit sebagai kitab,
waktu sebagai guru,
dan dzikir sebagai napas.
"Jadilah mereka — yang hidup dalam diam,
berpikir dalam zikir,
dan pulang dalam keadaan Engkau rida."

Comments

Popular posts from this blog

EVALUASI PERKEMBANGAN MAJOR PROJECT KORPORASI PETANI TAHUN 2020

Sajak Sufi Sunda: “Leumpang Dina Kalurugan Cahaya”